• Gua Maria Paroki Lodalem
  • Pelayanan Sakramen Ekaristi
  • Altar Paroki Lodalem
  • Perayaan Ekaristi

Tuhan Mahakasih, Selalu Melindungi Umat-Nya

Posted on 12:39 AM by paroki_lodalem

Tuhan Mahakasih, Selalu Melindungi Umat-Nya

Kami datang di Arjowilangun (Lodalem) pada bulan April tahun 1966. Padahal, status saya masih sebagai penduduk Dinoyo Malang, Gang I. Apa yang membawa saya sampai di Arjowilangun? Ceritanya cukup panjang, tetapi ada semua itu tidak lepas dari panggilan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik dan ada kisah hidup yang memprihatinkan saya, yaitu kisah hidup yang terlantar. Saya meninggalkan kota Malang, yang sebenarnya pada saat itu telah memberika pekerjaan kepada saya sebagai salah satu karyawan di kantor Sispendik Pajak di jalan Merdeka Utara Malang.

Setelah kurang lebih tinggal satu bulan di Arjowilangun, tiba-tiba ada rasa waswas yang menghampiri saya. Ada panggilan dari perangkat desa (kamituwa) kepada saya. Terlintas pikiran bahwa saya akan ditahan karena tinggal di sini tanpa melapor kepada perangkat desa. Ternyata dugaan saya keliru. Saya sebagai pendatang yang pada awalnya tidak melapor, malah mendapat tugas atau diberi tugas untuk menjadi penjaga keamanan (Hansip).

Meskipun bertugas sebagai hansip, saya tetap aktif menggereja. Ke gereja tanpa baptisan, itulah yang terjadi pada saat itu, tetapi saya sudah menerima pelajaran agama katolik di SMPK Kepanjen. Tepat pada tanggal 13 Nopember 1966, saya dibaptis menjadi seorang katolik oleh Rm. Lohuis, O.Carm.

Sebagai orang katolik pada saat itu, saya sedapat mungkin ambil bagian dalam berbagai kegiatan yang ada. Tidak hanya kegiatan gereja, partai pun saya ikuti. Salah satu partai yang saya masuki saat itu adalah Partai Katolik (Salib Keming). Salah satu bakat yang saya geluti juga adalah menggambar, yaitu menggambar Dewi Maria. Gambar Dewi Maria yang ssaya buat ini adalah suatu berkat tersendiri bagi saya. Gambar ini dibawa ke rumah bapak Andreas Kardji Sukamto, utara pasar Lodalem, yang sekarang saya tempati.

Setelah melihat gambar yang saya buat itu, Bpk. Andreas mencari tahu siapa yang melukis gambar tersebut. Gambar itu pun mempertemukan saya dengan beliau dan saya ditawari pekerjaan untuk membantu mengajar di SD Negeri Lodalem sebagai sukarelawan. Ini adalah awal perjuangan baru, sebab tanpa dasar pendidikan sebagai guru harus berdiri dan mengajar di depan anak-anak. Memang tenaga guru sangat kekurangan pada saat itu, yang diakibatkan oleh G 30 S PKI. Bermodal kemauan, kesungguhan dan mau belajar kembali, saya menyiapkan sedapat mungkin bahan pelajaran yang mau saya ajarkan. Akhirnya, saya pun menjadi tenaga pengajar di SD Negeri Lodalem, yang sekarang bernama SD Negeri Arjowilangun 03. Di sekolah ini saya berkarya dengan hati dan kesungguhan. Di sekolah ini saya diangkat menjadi pegawai negeri sipil, tepatnya tanggal 01 Juni 1967 sampai pensiun pada tanggal 12 September 2003. Gambar Dewi Maria benar membawa berkat tersendiri bagi saya.

Pada tahun 1968 terjadi peristiwa GTM (Gerekan Tutup Mulut) yang merupakan buntut peristiwa G 30 S PKI tahun 1965. Akibatnya banyak keresahan di kalangan masyarakat. Banyak oknum partai politik terlarang yang diamankan oleh yang berwajib (TNI) pada waktu itu. Dan timbul pula pertentangan SARA di mana-mana. Tidak ketinggalan di Desa Arjowilangun. Saat itu Kepala Sekolah SMP Katolik dijabat oleh Bpk. Mulyono (Putra daerah Tlogosari Donomulyo). Bapak Mulyono sebagai tokoh umat Katolik satu-satunya waktu itu. Terjadilah debat sengit antara umat beragama, yaitu antara umat Islam dan umat Katolik yang didukung oleh umat Hindu. Umat Islam dipimpin oleh Haji Sunan (tokoh tua) dan Dulkowi (tokoh muda). Mereka dari Desa Sukowilangun Kalipare. Debat terjadi di Dukuh Pangganglele. Umat katolik diwakili Bapak Mulyono dan dibantu Bapak Gino Ut. serta Bapak Fr. Markawi yang menjabat sebagai Komandan Kompi Hansip. Sedang saya sebagai mata-mata (intel) mengawasi lawan. Inti persolannya adalah ‘Ajaran tentang Tri Tunggal Yang Mahakudus, Bapa Putra dan Roh Kudus’. Menurut mereka hal itu tidak benar. Tuhan punya anak, punya Ibu, berarti umat Katolik menyembah banyak Tuhan. Tetapi dengan kasih-Nya kami percaya, Tuhan selalu melindungi dan membimbing kami. Apa yang ingin mereka ketahui dapat diwartakan dengan baik dan benar. Sehingga buat pewartaan yang baik dan benar, buah kesaksian yang baik dan benar memberikan pemahaman yang melahirkan kerukunan dan sikap saling menghargai. Semua terjadi dan terlaksana sesuai dengan rencana Tuhan. Umat katolik di Lodalem tetap dalam bimbingan-Nya dan hidup dalam kerukunan dengan sesama.



Penulis,

Aegidius Karmudji







1. Nama : Aegidius Karmudji

2. Tempat tgl. Lahir : Malang, 12 September 1947

3. Dibaptis kapan : 13 Nopember 1966

4. Oleh siapa : Rm. GJA Lohuis O. Carm

5. Bagaimana proses tertarik jadi Katolik : Saya dulu mudrid SMPK Kepanjen, saya mendengar dan membaca Injil Matheus 22:39

6. Belajar berapa lama : saya ikut pelajaran agama sejak SMP kelas 1, untuk persiapan baptis hanya beberapa kali

7. Berapa temanya : kurang lebih 10 orang

8. Peristiwa apa yang berkesan : a. Tuhan Maha Pengasih (PNS)

b. Tuhan melindungi dan membimbing umatnya

c. Saya jadi guru karena Bunda Maria

d.Terjadi debat Tri Tunggal Mahakudus di Desa Arjowilangun (gedung kesenian) diakhiri dengan kedamaian

9. Kenapa bertahan jadi katolik : kami lebih mudah menerima Sabda Tuhan lewat ajaran Katolik

10. Pesan apa untuk generasi muda sekarang : kami mengharapkan agar generasi muda siap melanjutkan generasi tua dalam mengembangkan Gereja.


No Response to "Tuhan Mahakasih, Selalu Melindungi Umat-Nya"

Leave A Reply