• Gua Maria Paroki Lodalem
  • Pelayanan Sakramen Ekaristi
  • Altar Paroki Lodalem
  • Perayaan Ekaristi

Kisah OMK dan Panggilanku

Posted on 12:25 AM by paroki_lodalem

Dengan gembira dan penuh rasa syukur saya mengucapkan selamat memasuki usia ke-40 tahun untuk Paroki Lodalem. Semoga di usianya ini paroki bertumbuh dan berkembang serta semakin mampu membawa terang bagi masyarakat di sekitar kita.

Bagi saya tidak mudah untuk menuliskan kesan dan pesan tentang paroki Lodalem tercinta, mengingat sejak tahun 1997 saya telah meninggalkannya. Sehingga sedikit sekali informasi yang saya ketahui tentang paroki dengan segala perjuangan dan perkembangannya. Namun sebagai ungkapan syukur dan cinta saya kepada paroki tercinta, baiklah saya bagikan sedikit kesan dan pesan melalui buku kenangan ini.

Sebagai umat Paroki Lodalem, dimanapun sekarang saya berada, tentu kenangan saat-saat berkumpul bersama teman-teman muda-mudi sekian tahun silam tak pernah terlupakan. Berbagai kegiatan OMK ( Orang Muda Katolik ) paroki yang saya ikuti dulu telah memupuk hidup rohani saya. Hal itu juga membantu saya untuk mengembangkan rasa cinta saya terhadap hal-hal yang bersifat rohani. Dan tentu, sebagai sarana untuk menggali bakat dan mengembangkan talenta-talenta saya. Mengikuti kegiatan koor, rekoleksi bersama teman-teman se-paroki, kunjungan ke stasi, acara semalam suntuk akhir tahun bersama muda-mudi tiga paroki se-dekenat Malang Selatan, rekreasi bersama dan sebagainya. Kebersamaan, sukacita dan gembira, selalu menjadi ciri khas OMK ketika berkumpul dan beraktifitas. Kebiasaan untuk bergabung dalam aktifitas Gereja ini membuat saya selalu merindukannya, tatkala saya sudah bekerja di Jakarta. Sehingga meskipun sibuk bekerja, saya menyempatkan diri untuk bergabung dalam satu kegiatan di paroki di mana saya tinggal. Setiap hari Senin malam saya bergabung dalam PDKK ( Persekutuan Doa Karismatik Katolik ) di Paroki St. Perawan Maria, Blok Q, Kebayoran Baru. Disinilah pertumbuhan hidup rohani saya semakin subur dan berkembang pesat. Melalui persekutuan doa ini, kami belajar untuk mencintai Kitab Suci, memuji Tuhan dengan lagu-lagu karismatik yang begitu indah dan menyentuh, serta terbuka akan karisma-karisma Roh Kudus. Melalui kegiatan ini, Tuhan telah mengubah saya menjadi baru. Melalui para Evangelis (Pewarta Sabda) yang bersemangat mewartakan Firman Tuhan, saya pun mulai tertarik juga untuk menjadi seperti mereka. Pelayanan ke berbagai tempat untuk mengajar umat beriman tentang Firman Allah yang hidup. Namun kerinduan itu saya pendam saja karena saya tidak ada waktu untuk mengikuti kursus evangelisasi. Namun akhirnya melalui proses discernment dan bimbingan dari Romo pembimbing, pada tahun 2001, saya bergabung di biara Pertapaan Karmel,Tumpang.

Mengapa memilih Kongregasi Putri Karmel? karena kongregasi ini menghayati spiritualitas Karmel digabung dengan spiritualitas “Hidup Baru dalam Roh“ (Karismatik). Kedua spiritualitas yang sungguh memikat hati saya. Hidup dalam keheningan dan kesunyian, penghayatan hidup doa yang mendalam, serta keterbukaan terhadap karisma-karisma Roh Kudus. Pengalaman akan sentuhan Allah melalui doa Pencurahan Roh Kudus yang saya terima ketika masih menjadi anggota PDKK sebelumnya, mendorong saya untuk “bertolak ke tempat yang dalam“. Tuhan membimbing dan mengarahkan di mana saya harus berada. Melalui pelayanan-pelayanan kami: retret, rekoleksi, pelayanan doa, konseling, dan sebagainya, telah mengobati seluruh kerinduan saya. Kerinduan untuk membawa banyak umat beriman menemukan Allah dan mengalami kasih-Nya yang mengubah, karena saya sendiri telah diubah.

Kongregasi menyediakan sarana-sarana untuk kami terus bertumbuh dan berkembang, melalui penghayatan hidup sehari-hari dan pelayanan-pelayanan kepada umat beriman. Ternyata kalau Roh Kudus sudah berkarya, segalanya begitu mudah dan indah. Awalnya saya ragu, apakah saya bisa menjadi suster yang karya pelayanannya memberi retret dan berbicara di depan banyak orang? Seperti Nabi Yeremia ketika di panggil Tuhan, saya pun pada awalnya merasa “masih muda dan tidak pandai berbicara“. Namun ternyata Tuhan memampukan saya dan menyadarkan saya bahwa saya hanyalah “pipa atau saluran “ yang dipakai Tuhan. Selanjutnya Tuhanlah yang berkarya di dalam diri saya. Berkat Roh Allah, mengajar umat tentang Allah dan mengenalkan mereka tentang lorong-lorong doa menjadi hal yang mudah .

Saudara dan saudariku yang terkasih, Gereja membutuhkan anda dan saya untuk menjadi saluran atau alat di tangan Tuhan. Lihatlah dunia sekeliling kita yang semakin gelap ini. Tuhan Yesus ingin meneranginya melalui tangan-tangan kita. Marilah kita bekerja sama untuk membawa terang itu kepada masyarakat di sekitar kita, sesuai panggilan kita masing-masing. Sebagai umat beriman, Tuhan telah memberi kita talenta-talenta untuk dibagi-bagikan. Semakin kita mau berbagi, Tuhan akan semakin memberi. Seperti kran air yang tutupnya dibuka, air dari atas pun akan terus mengalir. Demi perkembangan paroki kita, mari memuliakan Tuhan sesuai dengan talenta yang telah diberikan. Tidak sulit kalau kita mau terbuka terhadap bimbinganNya. Dia akan memberi rahmat yang cukup. Mother Teresa dari Calcuta mengatakan: ”Buah dari pelayanan adalah damai“, semakin kita melayani, semakin hati kita merasa damai. Itulah bonus yang Tuhan berikan. Rasul Paulus kepada jemaat di Roma menulis: ”Sebab itu marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun“ ( Rm. 14 : 19 ).

Bapa Suci Yohanes Paulus II, melalui ensikliknya: “Novo Mileniu In Nuente“, menganjurkan agar paroki-paroki menjadi “sekolah-sekolah Doa “. Menggalakkan doa dalam keluarga-keluarga dan juga dalam lingkungan-lingkungan. Karena melaluinya, Api Kristus akan terus berkobar dan membakar setiap hati yang terbuka akan kasihNya.

Semoga Paroki Lodalem semakin mampu mengobarkan Api Kristus dan sungguh menjadi paroki yang berdaya pikat.Terima kasih,Tuhan memberkati ! Salam.



Dari : Sr.Grace Maria, P.Karm

Medan , 11 Februari 2011

No Response to "Kisah OMK dan Panggilanku"

Leave A Reply