Paroki Maria Annunciata

—  KEKUATAN

—  Jumlah umat cukup banyak

—  Tingkat Pendidikan umat rata-rata baik / SLTA ke atas(40%)

—  Ada umat punya tingkat ekonomi di atas rata-rata (45%)

—  Letak geografis mudah dijangkau, walau antar rumah berjauhan

—  Banyak umat yang terlibat di pemerintahan desa/masyarakat

—  Secara umum kehadiran umat di tengah masyarakat diterima. Tidak ada konflik karena kehadiran gereja

—  Potensi umat banyak untuk berpartisipasi dalam mengembangkan gereja, baik di stasi dan paroki

—  Banyak umat katolik terlibat dan dilibatkan dalam kegiatan masyarakat

—  Partisipasi umat untuk dana partisipasi cukup besar

—  Semangat doa dan ke gereja besar

—  Calon biarawan/ti cukup banyak


—  KELEMAHAN

—  Umat yang berpotensi justru menutup diri dan tidak mau tampil

—  Jika umat hendak ditampilkan, malah saling lempar tanggungjawab

—  Setiap diberi tugas/tanggung jawab, umat sulit memahami tugasnya.  “Aku bisa apa???”

—  Ekonomi lemah (55%)

—  SDM dan tingkat pendidikan masih rendah/ SMP ke bawah (60 %)

—  Masih egois

—  Mutungan/ngambek

—  Kurang militan

—  Perkawinan di luar gereja banyak

—  Kurang kemauan untuk berkumpul

—  Umat kebanyakan/kurang berani utarakan pendapat dan berbuat

—  Kurangnya solidaritas untuk bangun paguyuban

—  Pemahaman hidup berliturgi kurang

—  Ada Perkawinan gereja malah tidak harmonis

—  Ada Orang muda digaet kelompok lain, karena hoby tidak tersalur di gereja


·         PELUANG

•       Perlu berpikir positip terhadap morang lain

•       banyak umat katolik yang terlibat di tingkat dukuh maupun di tingkat desa, Arjowilangun. Arjosari belum.

•       Pembinaan iman anak-anak masih cukup eksis untuk pengembangan umat Katolik ke depan. Hanya eprlu ditingkatkatn. Pendampingan dari Gereja terhadap keluarga-keluarga masih baik

•       Dukungan paroki besar

•       Budi daya ternak/pertanian

•       Ada baptisan baru

•       Pertumbuhan ekonomi baik

•       Kegiatan kerohanian berjalan, walau tersendat


•       ANCAMAN

•       Terjadi kesenjangan antara pengurus yang dulu dan sekarang.  Kurang pengkaderan

•       Banyak generasi muda yang pindah agama dan tidak peduli terhadap Gereja. Paling banyak lewat perkawinan. Militansi kaum muda lemah.

•       Dinamika masyarakat, dari nasionalis menuju eksklusifisme agama. Pengkotak-kotakan agama

•       Umat Katolik masih melihat figur kepemimpinan. Pastor sentris. Tidak mengarah pada iman.

•       Dari luar

•       Fanatisme kelompok tertentu

•       Pengucilan dari kelompok luar

•       Dari Dalam

•       Perkawinan campur

•       Kepentingan pribadi

•       Kesulitan mendirikan gereja (Kaliasri

•       Umat banyak “murtad”, khusunya karena perkawinan

•       Krisis iman

•       Terjadi perpecahan di antara umat